Blog Menulis Bebas - Ainando Kei

Saya punya sebuah grafik yang menarik, ditambah dengan teori konspirasi ala-ala, jadilah gambar berikut... Kalau gambarnya kurang jelas, bisa di-klik untuk memperbesar. Silahkan ditafsirkan bebas, boleh setuju, boleh tidak setuju.. sekian ^^

Salahkan saja dirimu sendiri..... Sudah sekolah tinggi-tinggi, bukannya membuka lapangan pekerjaan, malah minta pekerjaan sama pemerintah, sudah begitu setelah diterima, gaji dan fasilitas dari pemerintah yang didapat, dipakai buat jelek-jelekkin pemerintah. Padahal mau demo aja nunggu hari libur. Mau bikin aksi, nunggu payroll cair. Belum lagi yang suka ngatain pemerintah antek ini itu, padahal yang ngomong itu kerjanya di perusahaan besar antek asing dan aseng. Belum lagi, yang juga menikmati barang-barang impor, alergi dengan produk lokal atau buatan ukm, yang rekreasinya ke luar negeri, sambil ngatain wisata di daerahnya kotor dan jelek, memuja-muja negeri lain sambil menjatuhkan bangsa sendiri, padahal disana sebenarnya juga bermasalah, bahkan lebih parah, dst. Terus, rupiah melemah, salah siapa ??? Jawab aja sendiri ya, ini hanya sekedar luapan opini.. 😉

Tahun 2015 kemarin, kalau kita mencari kata "literasi" dan "literatur" di KBBI, gak akan ketemu. Karena sepertinya belum masuk entri resmi. Hari ini, kata literasi sudah masuk entri KBBI daring. Tinggal literatur yang belum. Lalu, muncul pertanyaan. Dari mana asal kata literatur ini? Kenapa bisa kemudian banyak dipakai di penulisan ilmiah dan buku-buku dan dokumen? Juga, bagaimana seharusnya cara penulisan yang benar? Mengingat kata ini belum masuk entri, apakah dikasih tanda kutip? Dicetak miring? Atau dicarikan padanan kata yang sudah baku? Kalau ada, apa? Ya gimana ya, mungkin beginilah diantara "kegelisahan receh" dari seorang yang suka menulis dan membuka kamus.....