Yang pernah mahasiswa mungkin paham ini apa.. |
Akhir bulan kemarin, seorang teman yang pernah menjadi "murid" di sebuah pelatihan IT menghubungi saya. Dia bertanya tentang topik keamanan jaringan komputer. Kebetulan dulu, agak duluu banget, saya pernah iseng-iseng sedikit dengan menggunakan penetration testing tools berbasis Windows (sekarang sudah gak pakai Windows).
Tidak disangka, ternyata kemudian dia melanjutkan pembicaraan untuk mengajak bertemu karena ada temannya yang butuh "sharing dan pencerahan" untuk skripsinya agar bisa segera mengikuti sidang semester ini. Sambil menyebutkan tools ini dan itu, saya awalnya hanya berpikir apakah dia sudah bertanya pada orang yang tepat. Mengingat saya sendiri bukanlah seorang dosen, tidak punya gelar Master/Magister, bahkan juga bukan mahasiswa jurusan Teknik Informatika seperti mereka. Saya hanya bilang kalau mau ketemu silakan, tapi kalau untuk membahas masalah teknis yang sangat mendalam tentang topik penelitianya, bisa jadi saya tidak akan terlalu mengerti.
Kemudian, di hari berikutnya dia menghubungi lagi dan katanya ok, kita jadi ketemuan. Jadilah saya mengusulkan untuk ketemuan di kantin kampus X di Surabaya, yang menurut saya, disitu lumayan cozy, plus menunya juga terjangkau misal pengen jajan, sekalian jalan-jalan juga disana, karena lokasinya yang cukup jauh dari rumah.
Sambil menunggu hari pertemuan tiba, saya sempatkan dulu untuk mencoba tools yang kemarin disebut-sebut itu. Ternyata ada sedikit kendala waktu coba install di laptop, error dependensi, paket tidak update, dll. Untungnya bisa diatasi dan berhasil di install. Setelah dicoba, ternyata toolsnya relatif sederhana dan cukup punya banyak fitur untuk memonitor jaringan dan menguji keamanan sebuah jaringan.
Tersisa lah satu pertanyaan besar yang belum terjawab, apakah besok benar-benar akan menjadi momen pertemuan yang bermanfaat, ataukah akan menjadi momen tereksposnya saya, yang sebenarnya bisanya lebih banyak nggedabrus saja. Ditambah lagi saya juga belum tau skripsi temannya itu judulnya apa, seperti apa dan sudah sejauh mana.
Tibalah hari itu dan saya datang terlambat dari waktu ketemuan yang sudah saya tentukan sendiri sebelumnya. Duh. Perbuatan yang tidak patut dicontoh dan memberikan kesan pertama yang jelek. Tapi untungnya, ternyata disana saya sampai lebih dulu. Setelah menunggu sebentar, akhirnya dia datang bersama temannya itu. Dimulailah dulu dengan basa-basi singkat kemudian langsung menuju inti dari pertemuan, yaitu menanyakan masalahnya apa dan dimana.
Karena posisi saya hanya sebagai seorang "fake lecturer", apalagi gak ngerti dia ngerjakan apa, saya minta dulu proposal penelitiannya, tanya judulnya apa, dll. biar ada yang bisa dipegang dan dibaca-baca supaya kelihatan meyakinkan, dan yang terpenting jadi tau apa yang sebenarnya sedang dia kerjakan. Setelah punya gambaran mengenai penelitian yang sedang dilakukannya, saya meminta dia untuk memberi tahu tentang langkah-langkah apa yang sudah dilakukannya, apa yang belum dan hendak dilakukan, serta apa yang menjadi kendala dalam penelitiannya sehingga harus mencari pencerahan dari orang diluar kampus.
Secara umum, menurut saya permasalahan yang dialami oleh temannya ini juga sering dialami oleh mahasiswa lain yang baru pertama mengerjakan skripsi, yaitu kesulitan dalam menerapkan metodologi penelitian kedalam langkah-langkah ilmiah sederhana. Sehingga yang terjadi adalah seseorang itu akan sibuk berkutat di tahap uji coba saja agar bisa segera mendapatkan hasil, namun ketika uji cobanya itu seolah mengalami jalan buntu, maka skripsinya pun seolah ikut menjadi buntu karena terhalang "tembok super besar" yang tidak mungkin untuk ditembus atau dilewati.
Sehingga saran saya secara umum, adalah menyarankan untuk kembali berpegang pada metodologi penelitiannya dan berusaha memberikan alternatif jalan-jalan pengerjaan yang bisa sesuai dengan tahapan penelitian yang sudah dia jabarkan pada proposal penelitiannya. Sebab yang tampak bagi saya pada saat itu adalah, dirinya membuat batasan-batasan sendiri dalam menentukan langkah pengujian riset. Hal ini menyebabkan ketika langkah tersebut mengalami problem, atau stuck karena batasan tertentu, maka seolah skripsinya ini juga ikut buntu dan tidak bisa diselesaikan.
Saya tidak tahu apakah ini merupakan kesalahan tingkat pemula ketika melakukan sebuah penelitian ataukah ini adalah hasil dari kekeliruan cara dan proses berpikir, yang pasti, saya cukup bisa mengerti kegelisahan mahasiswa ketika skripsinya bermasalah dan belum menemukan solusi, sedangkan batas waktu untuk mengikuti sidang akhir semakin dekat.
Terakhir, saat ini dia masih sedang dalam proses berjuang mengerjakan skripsinya lagi, dengan tambahan wawasan dari saya kemarin yang entah apakah itu benar-benar bermanfaat ataukah yang saya sampaikan itu hanyalah sekedar wacana yang ideal, tapi belum realistis untuk diterapkan.
Entahlah, apapun itu semoga dia dimudahkan mengerjakan hingga selesai, bisa ikut sidang, lulus, wisuda dan mendapatkan hasil yang terbaik...
Comments
Post a Comment