Skip to main content

Mengamati Keseruan Balap MotoGP dan F1 Musim Ini

Selain hobi olahraga, penulis juga memiliki hobi untuk menonton "sirkus" balapan MotoGP dan Formula 1. Untuk kedua acara tersebut, penulis sudah mulai mengikutinya sejak era Mika Hakkinen di tahun 2000an untuk F1 dan sekitar tahun 2003 untuk MotoGP. Secara umum dulunya lebih banyak mengikuti perkembangan berita dari koran, akan tetapi saat ini ketika informasi lebih banyak dan mudah untuk diakses, maka lebih banyak pula sumber rujukan yang digunakan untuk mengamati keseruan balapan tersebut, selain yang utama yaitu menonton balapan itu sendiri.
Berikut ini kilas singkat mengenai beberapa hal yang sempat teramati dari kedua jenis balapan tersebut
MotoGP -> Lorenzo dikabarkan fix pindah ke Ducati tahun depan, ini berarti Yamaha kemungkinan bakal merekrut Vinales dari Suzuki yang musim ini tampak cepat dan konsisten, plus bakal ada beberapa persaingan mengamankan jatah motor untuk rider-rider yang kontraknya tahun ini habis. Kebayang serunya persaingan balap MotoGP musim depan, padahal musim ini baru jalan dan sudah terasa cukup sengit.
Formula1 -> Dominasi Marcedes masih cukup terasa dan kemungkinan Ferrari - RedBull bakal sikut-sikutan sepanjang musim sambil sesekali berusaha untuk merusak dominasi Marcedes, sementara di barisan belakang ada McLaren yang drivernya "galau" menatap masa depan plus Manor yang drivernya selalu dibanding-bandingkan oleh fans secara keras.
F1 musim ini masih agak boring, walaupun sedikit tertolong dengan adanya regulasi "ban baru" yang membuat persaingan sesekali ada sedikit variasi dan kejutan ketika lomba berlangsung.

Comments

Popular posts from this blog

Harun Yahya Menyimpang ? Dan saya baru tahu..

Dulu waktu masih jaman sekolah, pernah direkomendasikan untuk melihat video-videonya HY (Harun Yahya), karena secara umum penyampaiannya bagus, seperti misalnya menjelaskan mukjizat Al-Qur'an dari sisi sains, menerangkan kesalahan teori evolusi Darwin dan penyimpangan dari paham Materialisme. Sampai kemudian baru-baru ini ada teman yang mengingatkan tentang bahaya pemikiran HY dan setelah melakukan sedikit penelusuran, memang ada beberapa hal yang sekiranya perlu diwaspadai jika terbukti benar.

Mencari padanan kata "literatur"...

Tahun 2015 kemarin, kalau kita mencari kata "literasi" dan "literatur" di KBBI, gak akan ketemu. Karena sepertinya belum masuk entri resmi. Hari ini, kata literasi sudah masuk entri KBBI daring. Tinggal literatur yang belum. Lalu, muncul pertanyaan. Dari mana asal kata literatur ini? Kenapa bisa kemudian banyak dipakai di penulisan ilmiah dan buku-buku dan dokumen? Juga, bagaimana seharusnya cara penulisan yang benar? Mengingat kata ini belum masuk entri, apakah dikasih tanda kutip? Dicetak miring? Atau dicarikan padanan kata yang sudah baku? Kalau ada, apa? Ya gimana ya, mungkin beginilah diantara "kegelisahan receh" dari seorang yang suka menulis dan membuka kamus.....

Kategori Pekerjaan Freelance

Silakan ditekuni dan di coba, daripada jadi pengangguran terus.. Website, Mobile & Software Development Desktop Software Development Freelancers Ecommerce Development Freelancers Game Development Freelancers Mobile Development Freelancers Product Management Freelancers QA & Testing Freelancers Scripts & Utilities Freelancers Web Development Freelancers Web & Mobile Design Freelancers IT & Networking Database Administration Freelancers ERP / CRM Software Freelancers Information Security Freelancers Network & System Administration Freelancers Data Science & Analytics A/B Testing Freelancers Data Visualization Freelancers Data Extraction / ETL Freelancers Data Mining & Management Freelancers Machine Learning Freelancers Quantitative Analysis Freelancers Engineering & Architecture 3D Modeling & CAD Freelancers Architecture Freelancers Chemical Engineering Freelancers Civil & Structural Engineering Freelancers